RAD? Apa sih RAD itu? Berbicara tentang RAD atau Rapid Application Development
berarti kita sedang membicarakan salah satu dari beberapa model proses yang
ada. Rapid Application Development atau yang biasa kita sebut dengan RAD merupakan
salah satu model proses hasil perkembangan dari model proses sebelumnya yaitu Model
air terjun (Waterfall Model) atau yang terkenal dengan sebutan Linear
Sequential Model. Maksudnya adalah RAD menerapkan model dari Linear Sequential
Model namun menekankan kepada siklus yang relatif pendek serta pembangunan yang
cepat. "Kenapa bisa dikatakan pembangunan yang cepat?" Hal ini terjadi karena
dalam pengerjaannya, model RAD menerapkan sistem pembagian kerja secara tim. Pembagian
kerja tersebut berdasarkan pada pembagian fungsi dari proyek yang akan
dikerjakan. Selain itu, tim-tim tersebut mulai bekerja dalam kurung waktu yang relatif
sama atau biasanya tim-tim tersebut lansung bekerja secara serentak. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat salah satu contoh gambar di bawah
ini.
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, terdapat 3 tim
yang bekerja dalam sebuah proyek. Seperti yang telah dijelaskan di atas, 3 tim
tersebut melakukan tahapan-tahapan yang sama namun setiap tim mengerjakan
fungsi dari suatu proyek yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan
tahapan-tahapan di atas :
- Bussiness Modeling
Pada tahap ini, kebutuhan-kebutuhan dari
pelanggan dijelaskan secara detail dalam bentuk fungsi-fungsi yang akan
dikerjakan. Kata Bussiness Modeling bukan berarti mewakili kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan yang bersifat bisnis saja. Nama tersebut hanya mewakili sebagian kecil dari kebutuhan-kebutuhan yang ada.
- Data Modeling
Pada tahapan ini, data-data yang ada
pada fungsi-fungsi tersebut (fungsi yang telah dijelaskan pada tahap Bussiness Modeling) akan dijelaskan. Kemudian akan diproses lebih lanjut
pada tahapan selanjutnya yaitu Process Modeling.
- Process Modeling
Seluruh data-data dan juga bahan-bahan
yang lainnya akan diproses dan diolah pada tahapan ini. Hasil proses tersebut
berupa informasi-informasi yang dapat berguna bagi pelanggan dan juga dapat berguna untuk tahapan selanjutnya.
- Application Modeling
Pada tahapan ini, program mulai dibuat. Informasi-informasi
yang telah didapatkan dari tahapan-tahapan sebelumnya digunakan oleh programmer
selama pembuatan program. Seluruh konsep yang sudah didapatkan juga dijadikan sebagai acuan oleh programmer dalama pembuatan program.
- Testing & Turnover
Setelah kita melihat tahapan-tahapan dari RAD yang tersusun rapi, serta pengerjaan yang cepat. Tentu kita berpikir bahwa model RAD ini sudah cukup ideal untuk dipakai. Namun, pada kenyataannya tidak demikian. "Kenapa bisa?" Kita tidak bisa melawan kenyataan bahwa setiap model proses pasti memiliki kelebihan tersendiri dan juga memiliki kendala atau kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, RAD juga memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Berikut ini adalah penjelasan Kelebihan dan Kekurangan dari RAD.
Kelebihan RAD:
- Adanya pembagian tugas secara tim, membuat model RAD menjadi sangat ideal dalam mengerjakan proyek yang membutuhkan waktu singkat sebab waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah proyek relatif singkat. Hanya sekitar 60 – 90 hari waktu yang dibutuhkan sedangkan secara umum, penyelesaian sebuah proyek memakan waktu sekitar 180 hari. Nominal angka tersebut hanyalah sebagian contoh yang menunjukkan bahwa dengan menggunakan model RAD maka sebuah proyek akan jauh lebih cepat selesai, bahkan bisa mengurangi setengah dari waktu normal.
- Proses pengembangan ulang tidak memakan waktu yang lama, sebab fungsi-fungsi sudah terbagi secara merata untuk setiap tim sehingga pengembangan dari fungsi-fungsi tersebut tidak membutuhkan waktu yang banyak. Apabila fungsi pada tim 1 yang akan dikembangkan misalnya, maka hanya pada tim 1 saja yang akan melakukan proses pengembangan ulang. Sedangkan tim 2, tim 3, ... tidak perlu melakukan pengembangan ulang.
Kekurangan RAD:
- Memerlukan banyak sumber daya dalam mengerjakan sebuah proyek. Karena adanya pembagian secara tim berarti membutuhkan orang yang cukup banyak. Misalnya dalam 1 tim berisi 5 orang, apabila sebuah proyek terbagi atas 4 tim maka dibutuhkan paling sedikit 20 orang untuk mengerjakan proyek tersebut. Selain itu, juga diperlukan banyak sumber daya yang lain yang akan diperlukan untuk setiap tim.
- Tidak cocok untuk proyek berskala besar. Pengerjaan proyek berskala besar tentunya akan cepat selesai. Namun, semakin besar proyek maka tim yang akan terbagi semakin banyak. Dengan kata lain, sumber daya yang diperlukan akan semakin banyak baik dari segi sumber daya manusianya (jumlah orang yang diperlukan) maupun sumber daya lainnya. Hal ini dapat menyebabkan biaya pengerjaan proyek menjadi membengkak.
- Adanya keterbatasan dalam mengambil sebuah proyek. Selain proyek-proyek berskala besar yang sebaiknya tidak diambil, proyek-proyek yang tidak dapat dipecah ( dimodularisasi ) secara fungsi tidak dapat dikerjakan pada model ini.
- Penggabungan hasil dari setiap tim sangat memerlukan kerja keras. Sebab setiap tim mungkin memiliki konsep yang berbeda selama pengerjaan. Sehingga apabila hasilnya mau digabungkan, maka seluruh tim harus berkumpul dan saling bekerja sama dalam menggabungkan hasil agar menjadi satu program yang utuh.
sangat membantu...
BalasHapus